Senin, 22 November 2010

PENDIDIKAN JASMANI

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi suatu bangsa. Maju mundurnya suatu Negara sangat ditentukan oleh pedidikan yang diselenggarakan oleh bangsa tersebut.Berhasil tidaknya suatu bangsa terletak pada kualitas pelaksanaanya untuk membangun manusia yang berkualitas tinggi tidak ada jalan lain kecuali melalui pendidikan. Pendidikan juga merupakan upaya untuk mendewasakan individu.Karena individu terdiri dari jasmani dan rohani, maka pendidikan tidak hanya diarahkan pada pembentukan aspek jasmani dan rohani saja, melainkan harus diarahkan pada keseimbangan pembentukan kualitas jasmani dan rohani, sehingga tujuan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dapat tercapai.

Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari pendidikan, berusaha untuk mengembangkan pribadi secara keseluruhan melalui beragam aktifitas fisik didalamnya. Aip syarifudin ( 1997 :4 ) menjelaskan bahwa : “ Penidikan jasmani dan kesehatan mengutamakan aktifitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat dalam sehari – hari. Perannya untuk pembinaan dan pengembangan individu kelompok dalam menunjang pertumbuhan dan perklembangan jasmani, mental, social, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang (syaifudin,1997 :4 ).

Sebagai lazimnya pendidiknan secara umum, melaksanakan pendidikan jasmani disekolah diupayakan dapat memberikan perubahan pada anak didik sebagai pusat didalam proses belajar mengajar, karena melalui pendidikan jasmani dapat ditanamkan sikap–sikap positif pada anak didik dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Pendidikan jasmani juga diarahkan pada kemajuan aspek afektif, kognitif, dan psikomotor sebagai ciri khas pendidikan jasmani. Berhasil tidaknya perubahan itu ditentukan oleh guru pendidikan jasmani dengan segala perannya. Oleh karena itu pendidikan jasmani berintikan gerak, maka guru sebagai salah satu factor dalam pendidikan jasmani harus menguasai, memahami gerak yang benar dan guru sebagai pendidik juga harus memperhatikan sarana dan prasarana. Apabila sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses belajar mengajar tidak sesuai dengan kemampuan anak didik, maka siswa sebagai anak didik dalam melakukan aktifitas merasa takut dan terpaksa sehingga siswa menjadi tidak senang dengan mata pelajaran pendidikan jaasmani.

Kondisi seperti ini salah satu diantaranya disebabkan karena guru masih menggunakan pendekatan yang cenderung mengarah pada olahraga prestasi dalam pengajarannya. Guru menentukan tugas – tugas bagi siswa melalui kegiatan fisik seperti olahraga prestasi, tanpa mempertimbangkan kemampuan siswa .Akibatnya pendidikan jasmani disamakan dengan pembelajaran olahraga. Hal ini tentu merugikan siswa karena bagi siswa yang kurang terampil dirasakan sangat berat.Kondisi ini menyebabkan siswa menjadi malas dalam mengikuti pembelejaran pendidikan jasmani.

Demikian pula dalam bidang mata pelajaran permainan sepak bola, dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan sarana dan prasarana yang sebenarnya, maka cenderung anak terjadi malas dan takut sehingga siswa tidak senang dalam pelajaran permainan sepak bola. Pelaksanaan pembelajaran permainan sepak bola dengan menggunakan prasarana yang sesuai dengan peraturan PSSI atau menggunakan cara seperti apa yang diajarkan pada orang dewasa, akan menyebabkan siswa menjadi malas karena mereka tidak mampu dalam melaksanakan pembelajaran permainan sepak bola. Hal seperti ini mengakibatkan anak menjadi frustasi sehingga menimbulkan rasa benci pada pelajaran permainan sepak bola. Sebaiknya pembelajaran seperti ini jangan diterapkan dalam pendidikan jasmani karena akan merugikan siswa.

Guru juga harus menguasai tentang keterampilan memanfaatkan penggunaan lapangan. Husdarta (2000:62) menjelaskan : Didalam proses belajar mengajar guru juga dapat memperlihatkan adanya perubahan dalam gaya mengajar. Dalam penggunaannya guru harus lebih bersikap fleksibel dan spontan. Metode ini lebih bersifat proses dengan tujuan untuk :

a. Meningkatkan perhatian siswa terhadap proses belajar mengajar

b. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah

c. Membangkitkan motivasi

d. Memberi pilihan dalam menggunakan alat ajar yang diingini

e. Meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar